TANGIS LANGIT DALAM HATI
Dalam catatan harianku-tulisku:
kau
yang telanjur menjelma asa duniaku
yang terbungkus rasa
yang sungguh aku mau tak
kulihat
dalam heningmu
asa dan rasa yang tak beda
sayang bukan bagi
ku tapi nya
Dalam mulutku-bisikku:
adakah tersisa
bagiku sedikit tubuh dan darah
yang kaujanjikan padaku
usai kaubasuh kedua kakiku
Dalam pandangku-kutangkap bayangmu:
bersama ketiga pengikutmu
sembunyi dalam pekatnya malam
namun fortunaku tak larimu
kucium lalu ...
Dalam hatiku-renungku:
sesal merajam
cambuk mengamuk
lecut merengut
seluruh anak cucuku
Rabu, 29 April 2009
Tangis Langit dalam Hati
Senin, 27 April 2009
Bersama Om Nano Asmorondono
14 MEI 1999 SERIBOE DJENDELA LAHIR
Komunitas ini dibangun oleh kaum muda yang menggauli dunia teater tradisional: ketoprak!
Sekitar tahun 1997-1999, BP7 menyelenggarakan festival ketoprak mahasiswa. Ketoprak Mahasiswa USD, Sadhar Budaya, selalu menjadi bagian dari para pemenang.
Ketika BP7 dihapus oleh pemerintah saat itu dan festival ketoprak pun tiada, maka orientasi kegiatan berkesenian menjadi semakin berkembang. Komunitas Sadhar Budaya mbrungsungi menjadi komunitas Teater Seriboe Djendela.
Kegiatan ketoprakan masih eksis meski bukan untuk dilombakan. Seperti halnya lakon yang disutradarai Om Nano Asmorondono, Kangsa Adu Jago berikut.
Sebelumnya, sempat digelar pementasan: Manusia-Manusia Tikus, Terbuang Membusuk, Ilalang, dan Wanita-Wanita Perkasa.
Sungguh aku (tak) tahu ....
AKU (TAK) TAHU
Aku (tak) tahu
Kauingin aku melupakanmu sehingga
kaupasang setumpuk mawar duri di antara kita namun
tetap saja kudengar isakmu tetap saja kurasa detak
jantungmu yang menembus dalam hatiku
Sia-sia kaubunuh itu rasa
kecuali ...
Aku (tak) tahu
Kauingin menghapus catatan yang
kutulis dengan darahku di dinding hatimu
Percayalah tak mungkin
kaumusnah meski kauulang masa itu tapi
Seandainya benar iya aku
memilih untuk tak mengucapkannya
Sia-sia kaupisahkan aku dari diriku sendiri
kecuali ...
Aku (tak) tahu
Seberapa penting dirimu bagi masa
nantiku saat kutemukan kau sebagai bongkah
karang es yang
terus meleleh atas sabda dari mahkotanya
Sebagai orang yang menghadirkanmu
ia cinta betul padamu tapi sebagai harapan yang
selalu terwujud baginya kau
betul-betul tak cinta pada rasamu sendiri
Sia-sia kaukorbankan setetes embun bagi bara
lebih merah dari merahnya merah kecuali ...
Ya, kecuali kau akui pada seluruh ke(tak)
tahuanku bila kau memang sengaja
Ingkar!
Mrican, Agustus 2002
Yang mana Pak mu, nak?
PAK
pak
jika aku anak bapak
izinkan aku menancap kapak
pada ketiak bapak
agar sayap tak lagi berkepak
pada ranjang lain emak
pak
Sosrowijayan, Desember 2001
Sabtu, 25 April 2009
seriboedjendela_cornerstone
